Hadapi Tech Winter, Kolaborasi Dinilai Menjadi Hal yang Penting

 

Pada beberapa tahun terakhir ini, fintech sudah menjadi salah satu sektor yang berkembang, terutama di dalam lanskap teknologi. Survey yang dilakukan oleh FinTech Global PWC, menyebutkan bahwa di tahun 2019 terdapat 47 persen perusahaan jasa keuangan yang memasukkan Fintech pada strategi masa depan mereka.

Akan ada abnyak konsumen yang juga mengandalkan layanan digital dalam melakukan akses informasi keuangan mereka dan juga untuk melakukan traksaksi. Fenomena ini ternyata membuat adanya perkembangan dari fintech yang bergerak semakin cepat.

Institusi finansial konvensional pun akan terus melakukan adopsi tren ini dalam memperluas jangkauan layanan mereka dengan melalui adopsi Open Finance dengan melakukan penerapan embedded finance, produk digital, dan juga integrasi API.

Tetapi di tahun 2022 ini, ekonomi global terus mengalami penurunan yang diikuti dengan adanya ancaman resesi di tahun 2023. Hal ini menyebabkan perusahaan teknologi mengalami pertumbuhan yang lebih lambat, karena para konsumen menunda pengeluaran mereka dan terjadi perampingan tim.

Pada Kamis, 8 Desember lalu, Product Tech Connect by Ayoconnect yang diadakan di ConnectLounge ikut menyoroti tren, melihat perkembangan, dan juga kasus dari penggunaan teknologi bersama dengan prodesional dari bidang produk, strategi, dan engineering dengan cara membahas peluang open finance. Selain itu juga dibahas mengenai keberadaan neo bank dan bank digital, tech winter, dan inovasi pembayaran yang saat ini semakin banyak diperbincangkan.

Acara yang berjudul “Uncovering Opportunities with Open Finance During the Economic Downturn” ini ikut mengundang berbagai narasumber dari berbagai institusi perbankan Bank Neo Commerce dan Nobu Bank yang ada di dalam industri ekosistem fintech Indonesia Dana Indonesia, AstraPay, Akseleran, sampai ke Google Cloud.

“Saat dunia mulai pulih dari situasi ekonomi saat pandemi, ekonomi global yang menurun kembali membawa kita semua untuk beradaptasi. Ini adalah momentum untuk menjalin dan menguatkan kolaborasi dengan berbagai sektor dan industri,” ungkap Jakob, CEO dan Founder Ayoconnect.

Indonesia sendiri memiliki keunggulan di masa tech winter, sekitar 179 juta orang yang memiliki smartphone, di mana jumlah ini pun diperkirakan akan meningkat di tahun 2026 menjadi 239 juta jiwa.