Warga Kulit Putih Afrika Selatan Gelar Aksi Dukungan untuk Trump, Klaim Jadi Korban Rasisme

justinpotts – Ribuan warga kulit putih Afrika Selatan berkumpul di ibu kota Pretoria hari ini untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan klaimnya bahwa mereka adalah korban rasisme di negara mereka. Aksi ini dipicu oleh pernyataan kontroversial Trump yang menyatakan bahwa warga kulit putih di Afrika Selatan menghadapi diskriminasi dan kekerasan yang sistematis.

Aksi ini diadakan di Lapangan Union Buildings, di mana para demonstran membawa spanduk dan poster dengan pesan-pesan seperti “Kami Juga Manusia” dan “Stop Diskriminasi Rasial”. Beberapa peserta mengenakan topi berwarna merah dengan tulisan “Make South Africa Great Again”, meniru slogan kampanye Trump.

Salah satu pemimpin aksi, John Smith, seorang petani dari Provinsi Limpopo, mengatakan, “Kami di sini untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kami juga mengalami diskriminasi. Kami tidak menginginkan kekerasan, kami hanya ingin hak-hak kami dihormati.”

Pemerintah Afrika Selatan, yang dipimpin oleh Partai Kongres Nasional Afrika (ANC), mengecam aksi ini. Menteri Dalam Negeri, Naledi Pandor, menyatakan bahwa “Afrika Selatan adalah negara yang beragam dan kita harus bekerja sama untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi semua warga negara kita.”

Namun, tidak semua warga kulit putih di Afrika Selatan mendukung aksi ini. Beberapa kelompok masyarakat sipil mengkritik aksi tersebut, menyebutnya sebagai upaya untuk memecah belah bangsa dan mengalihkan perhatian dari isu-isu yang lebih mendesak seperti kemiskinan dan pengangguran.

Klaim diskriminasi terhadap warga kulit putih di Afrika Selatan bukanlah hal baru. Sejak berakhirnya apartheid pada tahun 1994, negara ini telah berjuang untuk mencapai kesetaraan rasial dan sosial. Namun, isu-isu seperti reformasi tanah dan akses ke pendidikan dan pekerjaan masih menjadi tantangan besar.

Trump sendiri telah lama menyuarakan dukungannya terhadap warga kulit putih di Afrika Selatan slot jepang. Pada tahun 2018, ia menimbulkan kontroversi server jepang dengan tweet yang menyatakan bahwa tanah milik petani kulit putih “dirampas” dan “dibunuh dengan sangat brutal”. Pernyataan ini dikecam oleh banyak pihak, termasuk pemerintah Afrika Selatan.

Para demonstran hari ini menuntut pemerintah untuk mengambil langkah-langkah konkret untuk melindungi hak-hak mereka. Mereka juga meminta dukungan internasional untuk isu-isu yang mereka hadapi.

“Kami tidak meminta perlakuan istimewa, kami hanya meminta keadilan dan kesetaraan,” kata Smith. “Kami berharap dunia mendengar suara kami dan membantu kami mencapai masa depan yang lebih baik.”

Aksi ini menunjukkan bahwa isu rasial masih menjadi tantangan besar di Afrika Selatan, bahkan setelah lebih dari dua dekade berakhirnya apartheid. Bagaimana pemerintah dan masyarakat merespons tuntutan ini akan menjadi kunci dalam menentukan masa depan negara yang beragam ini.