Asal Usul Pastel Salah Satu Ikon Kuliner Kolonial Yang Berakar Di Indonesia

justinpotts.com – Pastel telah menjadi salah satu makanan khas yang tak terpisahkan dari beragam kuliner di Indonesia. Dikenal sebagai kudapan yang memiliki kulit luar yang garing dengan isian sayur atau daging yang lezat, pastel sering kali disandingkan dengan hidangan ringan lainnya seperti risoles dan lemper. Artikel ini akan menelusuri asal usul pastel, bagaimana makanan ini berkembang menjadi ciri khas kuliner Indonesia, serta perannya dalam keanekaragaman budaya makanan di tanah air.

Sejarah dan Konteks Budaya

  1. Pengaruh Portugis dan Belanda: Pastel diduga pertama kali diperkenalkan oleh pedagang atau penjajah Portugis dan Belanda. Kata ‘pastel’ sendiri berasal dari bahasa Portugis yang berarti ‘pastry’. Resep ini kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan bahan-bahan yang tersedia di Indonesia.
  2. Adaptasi Lokal: Dalam perkembangannya, pastel mendapat sentuhan lokal dengan penggunaan bumbu-bumbu seperti kunyit, serai, dan laos, serta isian khas seperti bihun, telur puyuh, dan daging ayam atau sapi cincang.

Bahan dan Proses Pembuatan

  1. Kulit Pastel: Terbuat dari campuran tepung terigu, margarin, telur, dan sedikit garam yang diuleni hingga menjadi adonan yang bisa dibentuk.
  2. Isian: Isian pastel biasanya terdiri dari campuran sayuran seperti wortel, kentang, dan kacang polong, serta daging cincang. Bumbu-bumbu seperti bawang putih, bawang merah, lada, garam, dan pala sering kali ditambahkan untuk memperkaya rasa.
  3. Teknik Penggorengan: Setelah diisi dan ditutup rapat, pastel kemudian digoreng dalam minyak panas hingga kulitnya menjadi garing dan kecoklatan.

Persebaran dan Popularitas

  1. Kudapan Sehari-hari: Pastel dapat ditemukan di berbagai kedai makanan, toko kue, hingga penjual kaki lima di seluruh Indonesia.
  2. Versatilitas: Pastel juga sering dijadikan sebagai makanan penutup atau camilan di berbagai acara, dari pertemuan keluarga hingga acara resmi.

Nilai Nutrisi

Pastel menyediakan karbohidrat dari kulit pastry dan protein dari isian daging, namun memiliki kandungan lemak yang perlu diperhatikan, terutama karena cara pengolahannya yang digoreng.

Aspek Sosial dan Budaya

  1. Simbol Akulturasi: Pastel adalah contoh nyata dari proses akulturasi kuliner, di mana resep asing disesuaikan dengan selera dan bahan lokal.
  2. Warisan Kuliner: Sebagai bagian dari warisan kuliner, pastel menunjukkan bagaimana makanan bisa menjadi medium pertukaran budaya.

Pelestarian dan Warisan Kuliner

  1. Pengajaran Resep: Resep pastel diajarkan dari generasi ke generasi, memastikan keberlangsungan tradisi kuliner ini.
  2. Potensi Gastronomi: Pastel memiliki potensi besar untuk dipromosikan sebagai bagian dari kekayaan gastronomi Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri.