justinpotts.com – Sebuah video yang beredar luas di platform media sosial X telah menarik perhatian publik, menampilkan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, tampak kebingungan selama sesi G7 Summit yang diadakan di Italia. Rekaman tersebut menunjukkan momen ketika Biden dan beberapa pemimpin dunia lainnya menyaksikan sebuah demonstrasi terjun payung.
Detail Insiden:
Video tersebut memperlihatkan Presiden Biden tampak kehilangan fokus dan menunjukkan tanda-tanda kebingungan, hal ini memicu berbagai spekulasi dan komentar dari pengguna media sosial. Banyak dari mereka mempertanyakan kemampuan Biden dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai pemimpin Amerika Serikat dan kemungkinannya sebagai calon presiden dari partai Demokrat untuk pemilihan presiden berikutnya.
Reaksi Media:
Insiden tersebut tidak hanya menjadi perbincangan di media sosial tetapi juga mendapat perhatian dari beberapa media besar, termasuk New York Post yang menyoroti sikap ‘linglung’ Biden dengan mengunggah kembali video tersebut. Laporan tersebut menyebutkan bahwa beberapa petugas harus interven untuk membantu Biden fokus kembali pada acara.
Tanggapan Gedung Putih:
Gedung Putih segera merespons melalui Juru Bicara Andrew Bates, yang menuduh bahwa video yang diterbitkan oleh New York Post dan yang beredar di media sosial telah dipotong dan tidak menampilkan konteks penuh. Bates menyatakan bahwa Presiden Biden sebenarnya sedang berbalik untuk memberikan ucapan selamat kepada penerjun payung lain. Beliau juga mengecam upaya yang dianggap sebagai pengalihan perhatian dari pencapaian administrasi Biden oleh pihak-pihak tertentu.
Direktur Komunikasi Gedung Putih, Ben LaBolt, juga memberikan pernyataan, mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati terhadap penyebaran informasi yang tidak akurat. LaBolt menekankan pentingnya mewaspadai narasi yang dibangun oleh beberapa pihak untuk mengaburkan fakta.
Kasus Penyimpanan Dokumen Rahasia:
Selain itu, laporan telah muncul mengenai penyelidikan yang dilakukan selama satu tahun oleh penasihat khusus Robert Hur terkait dengan penyimpanan dokumen-dokumen penting oleh Biden sejak masa jabatannya sebagai senator hingga wakil presiden di bawah Barack Obama. Hur mengidentifikasi bahwa Biden diduga menyimpan dan mengungkapkan dokumen-dokumen tersebut, termasuk yang berkaitan dengan militer dan kebijakan luar negeri di Afghanistan. Namun, Hur memutuskan untuk tidak mengajukan tuntutan karena kekhawatiran bahwa juri mungkin tidak percaya bahwa tindakan tersebut dilakukan secara sengaja, mengingat kondisi ingatan Biden yang terbatas.
Insiden ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh Biden, termasuk isu mengenai kondisi kognitifnya yang sering menjadi topik diskusi dalam lingkaran politik saat ini.